Korea merupakan nama negara yang kerap disebut beberapa tahun belakangan ini. Tak dapat dipungkiri, maraknya konten K-pop dan K-drama atau program berbasis Korea lainnya secara perlahan mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita, khususnya remaja. Mulai dari makanan, beberapa gaya hidupnya, atau bahkan beberapa dari kita ada yang mempelajari Bahasa Korea. Apa sebenarnya yang akan kita rasakan apabila kita tinggal di Korea Selatan dalam jangka waktu yang cukup panjang?

Seperti kata pepatah “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”, seusai masa PAS, peserta didik SMP Kristen Petra 2 dihadiahi dengan berbagai macam kegiatan. Meskipun tidak bertemu secara langsung, dapat dipastikan bahwa kegiatan-kegiatan pasca PAS ini cukup menarik dan tentunya mengedukasi. Pada 3 Juni 2022 lalu, SMP Kristen Petra 2 kembali dengan konten P2 Ngopi. Bagi yang belum tahu, P2 Ngopi berawal dari filosofi kopi, yang umumnya semakin nikmat disertai dengan obrolan santainya. Ngopi sendiri merupakan akronim dari Ngobrol Pilihan. Meskipun obrolannya santai, pembicaraan didalamnya mencerahkan atau menginspirasi pendengarnya. Nah, topik yang dibawakan oleh Pak Ganda, Davina, dan Mayoree untuk acara P2 Ngopi kali ini adalah “If I Was a Korean“. Cinthya Paulina seonsaengnim— yang merupakan seorang alumni Sekolah Petra— diundang untuk menjadi narasumber pada acara ini.

Cinthya Paulina seonsaengnim atau yang kerap peserta didik sebut Kak Cinthya telah tinggal di Korea Selatan selama kurang lebih 6 tahun, sehingga paham budaya masyarakat disana. Ia sendiri kini sedang menempuh pendidikan di KAIST (Korea Institute of Science & Technology) melalui program beasiswa “Woongtooring School“. Disana, Kak Cinthya belajar lebih lanjut mengenai kimia. Ia bercerita tentang culture shock pertama kali tinggal di Korea Selatan, caranya untuk beradaptasi, tips menempu ilmu yang efektif di sana, dan banyak lainnya. Salah satu yang menarik yaitu pada saat Kak Cinthya diminta untuk membandingkan Indonesia vs Korea Selatan. Pada akhirnya, tidak ada yang dapat terpilih menjadi juara, karena kedua negara tersebut memiliki plus minusnya masing-masing.

Jam kerja yang amat padat, atau Karier merupakan suatu aspek yang penting bagi kehidupan sebagian besar orang. Tak jarang orang yang rela mengorbankan waktu dan tenaga demi mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Mayoritas penduduk di Korea Selatan tampak sibuk, tanpa memandang usia ataupun jenis kelamin. Budaya kerja dari Korea Selatan yang cukup dikenal yaitu ritme kerja yang cepat, tuntas, dengan hasil terbaik. Sejak kecil, masyarakat Korea Selatan sudah ditanamkan untuk melakukan berbagai macam kegiatan dengan waktu yang tergolong singkat. Caranya yaitu dengan membuat target yang cukup banyak dalam waktu penyelesaian yang singkat. Menurut Kak Cinthya, hal ini memang marak terjadi di daerah yang Ia tinggali. Satu hal yang harus kita ingat, hal positif dapat berdampak negatif apabila kita melakukan hal tersebut secara berlebihan.

Jika kita berbicara soal budaya di Korea Selatan, mungkin sebagian besar dari kita akan memikirkan tentang operasi plastik. Melalui media publikasi, maupun pernyataan dari narasumber, tingginya standar kecantikan di Korea Selatan sudah banyak diketahui oleh penduduk dunia. Selain itu, dokter-dokter bedah plastik yang terkemuka di dunia biasanya bertempat-tinggal di Korea Selatan. Maka dari itu, operasi plastik atau yang biasanya disingkat menjadi oplas sudah menjadi hal biasa di Korea Selatan, serta jarang ada tanggapan buruk tentang hal tersebut. Tetapi memang harus ditekankan, tidak semua orang di Korea Selatan menjalani operasi plastik, hanya sebagian saja.

Musik-musik K-pop juga sudah menjadi sebuah tren yang booming di mata dunia. Tidak perlu jauh-jauh, banyak girl group dan boy group asal Korea Selatan yang dikenal oleh masyarakat Indonesia. Beberapa trend stylemake-up look, dan pakaian juga menyesuaikan apa yang digunakan oleh idol-idol ini. Sebagai trendsetter dari banyak negara, kebanyakan penduduk Korea Selatan memilih untuk mengenakan style-style yang ditampilkan oleh para publik figur. Oleh karena itu, tak sedikit orang yang mempunyai cita-cita sebagai idol.

Sopan santun di Korea Selatan sangat ditekankan. Orang yang lebih tua sangat dihormati di Korea Selatan. Contohnya kita yang lebih muda akan membungkukkan badan sekitar 90o dan orang yang lebih tua akan mempersilakan untuk duduk dan makan terlebih dahulu. Poin utama yang perlu diingat bahwa budaya diatur oleh hierarki sosial, sehingga mereka harus selalu menunjukkan rasa hormat yang tertinggi kepada orang tertua di tempat tersebut. Artinya, orang yang lebih muda harus berdiri sampai orang yang lebih tua duduk.

Tak lupa seperti halnya acara P2 Ngopi yang lain, peserta didik SMP Kristen Petra 2 diberi kesempatan untuk bertanya kepada narasumber melalui fitur chat zoom. Sesi ini direspon peserta meeting dengan sangat antusias. Banyak sekali pertanyaan yang muncul, bahkan dari para guru sekalipun. Kak Cinthya dengan senang hati dan sabar menjawab satu-persatu pertanyaan yang telah ditanyakan.

Banyak yang dapat kita pelajari tentang Korea Selatan dari Kak Cinthya, hal positif hingga negatif. Hal-hal negatif yang ada tidak seharusnya dijadikan bahan olokan. Sebagai generasi muda kita harus belajar untuk mengolah pikiran, sehingga mengurangi resiko untuk melakukan hal-hal yang negatif tersebut. Kita mengenal lebih banyak fakta soal Korea, budaya, karakteristik umum masyarakatnya, dan kebiasaan orang Korea Selatan. Kita jug diberi tips and cara beradaptasi di negara lain, di lingkungan sosial yang baru. Kegigihan dan jiwa semangat dalam diri Kak Cinthya juga patut untuk kita semua teladani. Senang banget deh ngobrol-ngobrol sama Kak Cinthya! Semoga kisahnya dapat menginspirasi kita semua ya. Sekian dari episode P2 Ngopi kali ini, inget quotes yang selalu Kak Cinthya terapkan, “Do the best and God will do the rest”. Sampai jumpa semuanya!

Entrepreneurship
Excellent Life Skills
Joining PPPK Petra Programs

SMP KRISTEN PETRA 2